Kalau sudah besar nanti, Hanan
bercita-cita ingin menjadi dokter. Hanan sudah membayangkan dirinya mengenakan
baju putih-putih sambil mengobati pasien-pasien yang sakit. Ia ingin sekali
bisa membantu orang-orang yang sedang sakit dan menyembuhkannya.
Suatu hari, adik kesayangannya jatuh sakit. Melihat adiknya yang masih bayi menangis terus, Hanan jadi sedih. Bertambah sedih lagi karena ia tidak tahu harus berbuat apa. Hal ini membuat Hanan merasa sepertinya ia tidak pantas menjadi seorang dokter.