Review Buku
Judul | : A Tree Grows in Brooklyn |
(Sebatang Pohon Tumbuh di Brooklyn) |
Penulis | : Betty Smith |
Alih Bahasa | : Rosemary Kesauly |
Penerbit | : PT Gramedia Pustaka Utama |
Tahun Terbit | : 2011 |
Genre | : Bildungsroman |
Tebal | : 664 halaman |
Francie Nolan adalah seorang anak perempuan yang berasal dari keluarga
imigran. Dia bersama orangtuanya dan adik laki-lakinya tinggal di sebuah
pemukiman miskin di Brooklyn.
Ibu Francie, yakni Katie Nolan, adalah perempuan yang sangat memikirkan
pendidikan anak-anaknya. Dia juga wanita tangguh yang bertahan di saat-saat
keluarga mereka kelaparan.
Francie Nolan tumbuh dan terbentuk dari sifat-sifat Nolan—keluarga
ayahnya, sifat-sifat Rommely—keluarga ibunya, serta terbentuk dari buku-buku
yang dibacanya dan sesuatu yang diamatinya. Dan sebagian kisah hidupnya
terbentuk dari pohon yang tumbuh tegak di halaman. Sebatang pohon yang ditebang
orang, pohon tempat api unggun dinyalakan di sekelilingya supaya tunggulnya
terbakar. Namun pohon ini tidak mati. Pohon ini hidup.
Review
“Tapi mungkin lebih baik begitu. Harus ada genangan air yang gelap dan berlumpur
supaya matahari memiliki latar untuk membiaskan kilau megahnya.” (hal. 223)
Novel ini menceritakan perjalanan hidup Francie Nolan. Mengisahkan
bagaimana ia dan keluarganya bertahan dalam kemiskinan.
Banyak detail-detail sederhana namun unik dalam buku ini yang saya
sukai. Seperti bagaimana kebiasaan Francie Nolan membuang kopinya (ia tidak suka
minum kopi). Ibunya membiarkannya saja, karena dengan Francie berbuat begitu ia
dapat merasakan bagaimana menjadi orang kaya sebab punya sesuatu untuk
dibuang-buang.
Alur cerita yang digunakan campuran maju dan mundur. Diawal sekali
menceritakan kisah Francie sebagai seorang anak perempuan miskin berusia
sebelas tahun. Namun cerita menjadi alur mundur, dan berkisah tentang orangtua
Francie, yakni Katie dan Johnny.
Banyak
sekali kisah-kisah yang dialami Francie dalam novel ini yang dapat dijadikan
pelajaran. Bahwa setiap manusia itu memiliki sifat buruk. Namun manusia juga memiliki
sifat-sifat baik. Bagi saya sangat menarik bagaimana penulis, yaitu Betty
Smith, menggambarkan dalam sudut pandang yang baik tentang sifat buruk
tokoh-tokohnya.
Yang paling saya sukai adalah kisah-kisah sederhana semasa Francie di
sekolah. Tentang Mr. Jenson yang menangani seorang anak nakal yang dikirim
padanya. Tentang Francie yang mulai berbohong dan bagaimana cara gurunya
menghadapinya.
Namun secara keseluruhan novel ini menyampaikan pesan tentang betapa
pentingnya pendidikan. Bahkan Francie menemukan dunianya lewat membaca. Menggambarkan
perjuangan keluarga Nolan untuk memberikan pendidikan pada anak-anak mereka. Sekalipun
setelah tamat sekolah dasar Francie tidak melanjutkan ke sekolah
lanjutan—karena ia harus bekerja, Francie mempunyai semangat yang tinggi
tentang pendidikan dirinya sendiri. Ia mengambil mata kuliah di kelas musim
panas—sekalipun hal itu hanya untuk memperoleh kredit mata kuliah, bukan gelar.
Novel ‘Sebatang Pohon Tumbuh di Brooklyn’ pertama kali diterbitkan tahun
1943. Buku setebal 664 halaman ini tidak menggambarkan kejadian luar biasa yang
dialami tokohnya. Sebaliknya, buku ini menceritakan kisah-kisah kehidupan
biasa, namun dengan efek yang begitu mempesona.
Kita tidak akan mendapati adegan yang mendebarkan, ataupun teka-teki
yang menarik, atau juga petualangan yang spektakuler. Namun kita akan mendapati
kisah tentang manusia, tentang hidup dan tentang keindahan keduanya.
3 dari 5 bintang
No comments:
Post a Comment