Sunday, 11 January 2015

A TREE GROWS IN BROOKLYN

resensi-review-buku-sebatang-pohon-tumbuh-di-brooklyn

Review Buku

Judul : A Tree Grows in Brooklyn 
(Sebatang Pohon Tumbuh di Brooklyn)
Penulis : Betty Smith
Alih Bahasa : Rosemary Kesauly
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2011
Genre Bildungsroman
Tebal : 664 halaman

Sinopsis
Francie Nolan adalah seorang anak perempuan yang berasal dari keluarga imigran. Dia bersama orangtuanya dan adik laki-lakinya tinggal di sebuah pemukiman miskin di Brooklyn.


Sebagai anak miskin, Francie dan adiknya Neeley biasa mengumpulkan barang-barang bekas serta sampah lainnya untuk dijual ke penadah barang bekas. Sebagaimana anak-anak kecil lainnya juga melakukan hal serupa.

Francie amat menyukai perpustakaan. Ia berencana membaca semua buku yang ada di perpustakaan tersebut. Dan ia membaca satu judul per hari, sesuai urutan abjad.

Ibu Francie, yakni Katie Nolan, adalah perempuan yang sangat memikirkan pendidikan anak-anaknya. Dia juga wanita tangguh yang bertahan di saat-saat keluarga mereka kelaparan.

Francie Nolan tumbuh dan terbentuk dari sifat-sifat Nolan—keluarga ayahnya, sifat-sifat Rommely—keluarga ibunya, serta terbentuk dari buku-buku yang dibacanya dan sesuatu yang diamatinya. Dan sebagian kisah hidupnya terbentuk dari pohon yang tumbuh tegak di halaman. Sebatang pohon yang ditebang orang, pohon tempat api unggun dinyalakan di sekelilingya supaya tunggulnya terbakar. Namun pohon ini tidak mati. Pohon ini hidup.

Review
“Tapi mungkin lebih baik begitu. Harus ada genangan air yang gelap dan berlumpur supaya matahari memiliki latar untuk membiaskan kilau megahnya.” (hal. 223)

Novel ini menceritakan perjalanan hidup Francie Nolan. Mengisahkan bagaimana ia dan keluarganya bertahan dalam kemiskinan.

Banyak detail-detail sederhana namun unik dalam buku ini yang saya sukai. Seperti bagaimana kebiasaan Francie Nolan membuang kopinya (ia tidak suka minum kopi). Ibunya membiarkannya saja, karena dengan Francie berbuat begitu ia dapat merasakan bagaimana menjadi orang kaya sebab punya sesuatu untuk dibuang-buang.

Alur cerita yang digunakan campuran maju dan mundur. Diawal sekali menceritakan kisah Francie sebagai seorang anak perempuan miskin berusia sebelas tahun. Namun cerita menjadi alur mundur, dan berkisah tentang orangtua Francie, yakni Katie dan Johnny.

Banyak sekali kisah-kisah yang dialami Francie dalam novel ini yang dapat dijadikan pelajaran. Bahwa setiap manusia itu memiliki sifat buruk. Namun manusia juga memiliki sifat-sifat baik. Bagi saya sangat menarik bagaimana penulis, yaitu Betty Smith, menggambarkan dalam sudut pandang yang baik tentang sifat buruk tokoh-tokohnya.

Yang paling saya sukai adalah kisah-kisah sederhana semasa Francie di sekolah. Tentang Mr. Jenson yang menangani seorang anak nakal yang dikirim padanya. Tentang Francie yang mulai berbohong dan bagaimana cara gurunya menghadapinya.

Namun secara keseluruhan novel ini menyampaikan pesan tentang betapa pentingnya pendidikan. Bahkan Francie menemukan dunianya lewat membaca. Menggambarkan perjuangan keluarga Nolan untuk memberikan pendidikan pada anak-anak mereka. Sekalipun setelah tamat sekolah dasar Francie tidak melanjutkan ke sekolah lanjutan—karena ia harus bekerja, Francie mempunyai semangat yang tinggi tentang pendidikan dirinya sendiri. Ia mengambil mata kuliah di kelas musim panas—sekalipun hal itu hanya untuk memperoleh kredit mata kuliah, bukan gelar.

Novel ‘Sebatang Pohon Tumbuh di Brooklyn’ pertama kali diterbitkan tahun 1943. Buku setebal 664 halaman ini tidak menggambarkan kejadian luar biasa yang dialami tokohnya. Sebaliknya, buku ini menceritakan kisah-kisah kehidupan biasa, namun dengan efek yang begitu mempesona.

Kita tidak akan mendapati adegan yang mendebarkan, ataupun teka-teki yang menarik, atau juga petualangan yang spektakuler. Namun kita akan mendapati kisah tentang manusia, tentang hidup dan tentang keindahan keduanya.


3 dari 5 bintang










No comments:

Post a Comment