Review Buku
Judul
|
: Little Men
|
Penulis
|
: Lousa May Alcott
|
Alih Bahasa
|
: Mutia Dharma
|
Penerbit
|
: Atria
|
Tahun Terbit
|
: 2011
|
Tebal
|
: 453 halaman
|
Blurb
Nat, Dan, serta dua belas anak
lainnya bersekolah di Plumfield. Sekolah khusus untuk anak-anak laki-laki
asuhan Bapak dan Ibu Bhaer. Sekolah yang sangat mengasyikkan karena tidak
banyak peraturan. Justru di sekolah ini terdapat begitu banyak permainan.
Bayangkan saja, seminggu sekali
mereka diizinkan preang bantal di kamar. Mereka memiliki kebun sendiri untuk
ditanami, boleh memiliki binatang peliharaan, bahkan memiliki museum untuk
menyimpan harta karun.
Namun, namanya juga anak-anak,
mereka tetap saja berbuat nakal, ceroboh dan senang sekali bikin onar.
Untunglah, kesabaran Bapak dan Ibu Bhaer seperti tanpa batas. Perlahan-lahan
mereka mengubah anak-anak menjadi seperti yang mereka harapkan, yaitu anak-anak
yang memiliki kejujuran, keberanian, percaya pada Tuhan dan diri sendiri.
Review
Buku Little Men merupakan seri ketiga karya Louisa May Alcott, setelah
sebelumnya didahului oleh Little Women
dan Good Wives. Meskipun belum
membaca dua seri sebelumnya, pembaca tetap dapat menikmati kisah yang disajikan
dalam buku Little Men.
Buku ini pertama kali diterbitkan
pada tahun 1871. Saat ini sudah masuk dalam kategori Public Domain.
Seperti yang disebutkan penulis
dalam buku ini, bahwa tidak ada rencana khusus dalam buku Little Men. Buku ini hanya menceritakan beberapa kejadian di
Plumfield. Kisah-kisah yang disajikan hanyalah kisah sederhana, namun
disampaikan dengan begitu indah. Selain itu, banyak sekali nilai moral yang
bisa didapat dari buku ini. Pembaca akan sering dibuat tersenyum sembari
menitikkan air mata.
Kisah paling sangat memukau bagi
saya adalah, ketika Nat berbohong dan bagaimana cara Pak Bhaer menghadapi hal
tersebut. Sungguh di luar dugaan dan sangat luar biasa. Ada juga kisah yang
lucu ketika Stuffy dihina oleh temannya. Bu Bhaer memberitahunya bagaimana membalas dengan cara yang sangat
bijaksana.
Di sekolah Plumfield, anak-anak
bukan saja belajar ilmu pengetahuan. Mereka juga diajarkan untuk bekerja, dan
yang paling penting, adalah bagaimana menjadi pria yang baik.
Setiap anak di Plumfield punya
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Di dalam buku ini akan kita dapati
bagaimana cara Pak Bhaer dan istrinya menanamkan pada diri anak-anak tersebut,
betapa luar biasanya menjadi orang yang
baik.
5 dari 5 bintang
No comments:
Post a Comment