Review Buku
Judul | : The Magic Library: Perpustakaan Ajaib |
Bibbi Bokken | |
Penulis | : Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup |
Alih Bahasa | : Ridwana Saleh |
Penerbit | : PT Mizan Pustaka |
Tahun Terbit | : 2016 (Edisi Ketiga, Cetakan IV) |
Tebal | : 284 halaman |
Blurb
Seseorang tak dikenal membayari
Nils sebuah buku yang ia beli. Buku yang kemudian dijadikan buku surat yang
ditulis Nils dan sepupunya Berit, berujung pada petualangan memecahkan misteri tentang
sebuah perpustakaan ajaib.
Mulanya Nils dan Berit hanya penasaran
dengan seorang perempuan misterius. Permainan ala detektif keduanya kemudian
membawa mereka ke dalam peristiwa yang lebih serius. Ada yang mengincar
buku-surat milik mereka!
Ada rencana apa di balik buku
surat Nils dan Berit? Apa hubungannya dengan sebuah buku yang belum ditulis
dengan perpustakaan ajaib?
Dan ketika buku surat jatuh ke
tangan yang tak diinginkan, apakah saat terungkapnya kebenaran semakin dekat?
Review
Yang membuat buku Perpustakaan Ajaib
Bibbi Bokken ini menjadi menarik bagi saya adalah karena kisah ini ditulis
dengan tidak biasa. Hanya ada dua bab dalam buku ini. Pada bab 1, cerita
dikisahkan melalui percakapan antara Berit dan Nils melalui “buku surat” yang
mereka tulis dan saling kirimkan antara Oslo dan Fjærland.
Kisah dalam buku ini cukup
membuat penasaran. Siapa itu Bibbi Bokken? Apa itu perpustakaan ajaib? Misteri
apa yang tersimpan di balik surat dari Siri? Hingga nyaris di akhir cerita saya
belum dapat memastikan apakah perpustakaan ajaib ini merupakan cerita fantasi.
Yang saya sukai dari kisah ini tentu
saja adalah “buku surat” Berit dan Nils. Lucu dan seru. Di antaranya panggilan
pembuka surat mulai dari yang biasa seperti “Berit yang baik”, ataupun yang
tidak biasa seperti “Yang Dipertuan Agung Nils Bøyum Torgersen”.
Buku ini menyuguhkan sebuah
cerita sekaligus informasi tentang dunia menulis. Mulai dari incunabula hingga klasfikasi desimal
Dewey (yang baru saya ketahui dari buku ini :D). Bahkan, di sini kita akan
bertemu dengan penulis Astrid Lindgren!
Kisah dalam buku ini menyajikan
tentang keindahan puisi, kecintaan terhadap buku, dan keajaiban dari 26
rangkaian huruf alfabet yang bisa menjelma menjadi jutaan buku di seluruh
dunia.
Mungkin yang membuat saya hingga
nyaris akhir cerita belum mengetahui apakah ini kisah fantasi atau bukan,
disebabkan ilustrasi pada halaman cover. Dari ilustrasi tersebut sepertinya
secara otomatis saya menyimpulkan bahwa ini adalah kisah fantasi. Dan ternyata
ini bukan kisah fantasi sama sekali.
Kalimat penutup dari buku ini,
yang diucapkan oleh Nils membuat saya terkesan. Berikut potongannya:
Yang kutahu hanyalah bahwa sebagian besar buku belum ditulis dan ada
banyak hal yang tersembunyi dalam dua puluh enam huruf, bahkan lebih banyak daripada
yang tersimpan di dalam otak seorang manusia di dunia ini. Sungguh suatu
pemikiran yang hebat. Dan siapa tahu, mungkin pada detik ini sepucuk surat terjatuh
dari dalam tas seorang perempuan misterius bergaun merah? Dan, mungkin seorang
gadis memungut surat tersebut dan mendapatkan sebuah perasaan aneh yang
menggelora di sekujur tubuhnya?
Dan, aku tahu rasa itu. Namanya inspirasi!
3 dari 5 bintang
No comments:
Post a Comment