Tuesday, 28 February 2017

PAK BERUNTUNG

ilustrasi-cerita-anak-pak-beruntung

Cerita Anak

Semua orang di desa Argalingga mengenal Pak Beruntung. Wajahnya selalu tersenyum. Pak Beruntung terkenal karena ia suka menolong sesama. Dan menurut orang-orang, ia selalu saja ditimpa keberuntungan.

Suatu hari, salah seorang teman Pak Beruntung (Pak Dudung namanya), ingin membuktikan bahwa tidak mungkin kalau Pak Beruntung memang selalu beruntung. Maka ia pun memulai tipu muslihatnya.

Karena Pak Beruntung sangat suka berjalan-jalan saat matahari terbit, Pak Dudung pun melancarkan aksinya. Pak Dudung sudah mempelajari jalur favorit Pak Beruntung. Makanya pada tempat-tempat tertentu, ia sudah meletakkan beberapa perangkap. Antara lain kulit pisang, kelereng dan kotoran kambing.

Sembunyi-sembunyi Pak Dudung mengikuti Pak Beruntung dari belakang. Ia ingin mengetahui secara langsung apakah jebakannya berhasil atau tidak.

Jebakan pertama, yaitu kulit pisang, Pak Beruntung dapat melewatinya dengan baik. Dia tidak menginjaknya sama sekali. Usaha pertama Pak Dudung untuk membuat Pak Beruntung terpeleset pun gagal.

“Masih ada jebakan berikutnya,” batin Pak Dudung sedikit geram. “Ah, di depan sana ada jebakan kotoran kambing!”

Pak Dudung menanti dengan tegang. Sedikit lagi Pak Beruntung akan melewati kotoran kambing. Ketika tinggal satu langkah lagi, tiba-tiba Pak Beruntung menghentikan langkahnya. Ia menoleh ke kiri, lalu berbelok dan berjalan menuju semak di pinggir jalan.

Pak Dudung yang menyaksikan dari balik semak beberapa meter di belakang, menganga tak percaya. “Kenapa berbelok? Tinggal satu langkah lagi! Mau apa ke semak-semak?” gerutunya.

Ternyata Pak Beruntung melihat seekor anak kucing terjebak di semak-semak. Kakinya terlilit tanaman berduri dan tidak bisa melepaskan diri. Pak Beruntung membantu anak kucing tersebut.

“Sekarang kamu sudah bebas,” kata Pak Beruntung pada si anak kucing. Ia mengelus-elus kepala anak kucing tersebut.

“Meooooong,” jawab si anak kucing berterima kasih.

Pak Beruntung melanjutkan kembali perjalanannya. Sementara Pak Dudung dengan perasaan jengkel masih tetap mengikuti.

“Masih ada satu jebakan lagi. Kali ini tidak mungkin gagal.”

Karena terlalu kesal, Pak Dudung lupa pada jebakannya sendiri. Tanpa sadar, ia menginjak kotoran kambing.

“Uuuuh! Aaaah!” dengus Pak Dudung makin jengkel.

Pak Beruntung yang tidak tahu kalau sedang dikerjai, terus saja melangkah dengan hati riang. Setiap terdengar suara kicau burung, dibalasnya dengan siulan yang merdu. Setiap kali angin membelai lembut, Pak Beruntung menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan.

Akhirnya, jebakan ketiga pun mendekat. Pak Dudung menanti dengan was-was. Dia menunggu dan mengintip dari balik pohon bungur. Walaupun digigiti semut merah, ia tidak bisa keluar dari persembunyiannya. Nanti ketahuan Pak Beruntung.

Semakin dekat! Dalam beberapa langkah Pak Beruntung akan menginjak biji-biji kelereng yang tersebar di tanah.

Kalau kali ini perangkapnya berhasil, Pak Dudung bisa membuktikan bahwa Pak Beruntung tidak selalu beruntung seperti yang sering dikatakan orang-orang.

Dan akhirnya…

GEDEBUK!!!

Terdengar bunyi debam ketika Pak Beruntung jatuh karena terpeleset. Lalu disusul bunyi cipratan. Pak Beruntung terjatuh di dalam genangan berlumpur.

Pak Dudung terperangah melihat kejadian itu. Sedikit tak percaya kalau caranya berhasil. Lalu kemudian dengan pongah ia bergumam,

“Tuh, kan, tidak mungkin selalu beruntung.”

Kemudian terdengar suara tawa penuh kegembiraan. Pak Dudung memasang mata dan telinganya dengan saksama. Dan karenanya ia amat kaget. Wajahnya sampai pucat karena tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Tampak Pak Beruntung, yang sudah belepotan lumpur, tertawa-tawa riang. Kemudian ia bangkit dan berlari-lari sambil berjingkrak.

Pak Dudung menatap tak mengerti. Bagaimana mungkin ada orang yang terjatuh dalam lumpur bisa menjadi sangat bahagia?

Ternyata yang terjadi adalah seperti ini. Di dalam genangan lumpur, Pak Beruntung menemukan sebuah kunci. Pak Beruntung ingat, kalau Pak Mahmud si juragan kain telah kehilangan kunci rumahnya subuh tadi. Makanya dengan penuh semangat Pak Beruntung menuju rumah Pak Mahmud.

Ketika tiba di rumah Pak Mahmud, terlihat si juragan kain mondar-mandir di depan rumahnya dengan wajah bingung. Sewaktu Pak Beruntung menunjukkan kunci itu, muka Pak Mahmud langsung berubah cerah. Memang benar itu kuncinya yang hilang!

Karena baju yang dikenakan Pak Beruntung penuh cipratan lumpur, sebagai ungkapan terima kasih, Pak Mahmud pun memberi pakaian baru kepada Pak Beruntung. Pak Dudung yang mendengar berita ini, sungguh kaget luar biasa. Dengan lesu ia mengakui, bahwa usahanya telah sia-sia.

“Pak Beruntung memang selalu beruntung. Sedangkan aku, hanya menginjak kotoran kambing,” rengek Pak Dudung.

Kalau saja Pak Dudung mengerti, bahwa Pak Beruntung bukannya selalu ditimpa keberuntungan. Tetapi karena Pak Beruntung selalu mensyukuri segala yang terjadi, makanya ia bisa mengambil hikmah dari segala kejadian yang dialaminya. Hatinya pun selalu berbahagia.


Cerita & ilustrasi oleh Angewid
@ange_wid

No comments:

Post a Comment