Tuesday, 14 October 2014

TANAMAN HIAS SANG RAJA

ilustrasi-dongeng-cerita-anak-bergambar

Dongeng

DI sebuah negeri hiduplah seorang Raja. Ia telah berhasil membangun kerajaannya menjadi sangat besar dan berkuasa. Istananya dibangun dengan begitu megah. Taman-taman indah dibuat untuk menghiasi kerajaan. Taman-taman sang Raja sangatlah istimewa karena di sana terdapat tanaman hias yang juga istimewa.




Tanaman hias ini sangat dipuja. Kehadiran tanaman ini sangat berarti bagi sang Raja. Tidak sembarang orang bisa menyentuhnya, bahkan hanya sekadar memandangnya.

Penjagaan tanaman hias ini tidak kalah ketat dengan penjagaan sang Raja sendiri. Disiapkan pasukan khusus untuk merawat dan menjaganya. Banyak rakyat yang penasaran dengan tanaman ini. Banyak yang berhasrat ingin melihatnya, apalagi menyentuhnya. Saat sang Raja tahu banyak rakyatnya yang mendambakan tanaman ini, dia pun membuat peraturan baru. Barangsiapa ketahuan memimpikan memiliki tanaman ini, maka akan dijatuhi hukuman. Rakyat mengabaikan peraturan itu. Toh Raja tidak akan tahu kalau mereka memimpikannya di dalam hati mereka. Maka mereka pun tidak lagi mengagumi tanaman ini secara terang-terangan.

Kabar mengenai tanaman ini tersebar ke seluruh negeri. Raja-raja dari kerajaan lain mulai berdatangan. Mereka ingin melihat dengan mata kepala sendiri tanaman hias yang begitu tersohor itu.

Suatu ketika, seorang Kaisar yang kaya raya mendatangi sang Raja dan memberikan sebuah penawaran. Dia akan memberikan salah satu pulau yang dimilikinya, asalkan sang Raja mau menukarnya dengan semua tanaman hias miliknya. Kenyataan itu mengejutkan semua orang.

Bagaimanakah jawaban sang Raja? Dengan tegas Raja mengatakan dia tidak akan menukarkan tanaman hias kesayangannya kepada siapapun, apapun imbalannya. Penolakan sang Raja sungguh membuat banyak orang gerah, hingga terkenal ke mana-mana. Sejak saat itu, semakin banyak raja yang menawar tanaman hias tersebut dengan harga yang jauh lebih tinggi. Akan tetapi sang Raja tetap dengan pendiriannya. Dia tidak akan menukarkannya dengan harta benda apapun, semahal apapun.

Hingga suatu hari, sang Raja dikejutkan oleh suatu perstiwa. Semua tanaman hiasnya hilang! Penghuni istana dan seluruh rakyat gempar. Sejak kejadian itu sang Raja banyak mengurung diri di dalam kamar. Banyak rakyat yang prihatin padanya. Namun banyak juga yang merasa senang. Menurut mereka, Raja baru saja dikutuk karena terlampau pelit kepada rakyat. Tidak mengizinkan mereka melihat tanaman hiasnya, namun mengizinkan raja dari kerajaan lain.

Sementara itu, sang Raja tengah berpikir keras di dalam kamarnya. Sebetulnya tidak semua tanaman hiasnya berhasil dicuri. Masih tertinggal satu pot yang disimpan di dalam kamar sang Raja. Sambil memandangi tanaman itu, Raja merenung. Di hari ke sembilan renungannya, Raja mendapatkan sebuah ide.

Sang Raja memanggil semua dayang dan pengawal istana. Dia menunjukkan kepada mereka satu pot tanaman hias itu lalu berkata, ‘Budidayakan lagi tanaman ini,’. Sementara itu dia juga menugaskan pasukan khusus untuk menyelidiki siapa yang telah mencuri tanaman kesayangannya.

Selang beberapa waktu pasukan khusus melapor bahwa mereka telah berhasil mengetahui si pencuri. Anehnya Raja tidak menangkap si pencuri. Dia hanya ingin mengetahui apa yang dilakukan si pencuri terhadap tanaman itu.  Rupanya si pencuri menjual tanaman-tanaman hias tersebut kepada raja-raja kerajaan lain, secara sembunyi-sembunyi. Ia menjualnya dengan harga yang amat mahal.

Di sisi lain, taman sang Raja mulai bersemi kembali. Namun kali ini berbeda. Setelah semua tanaman itu tumbuh subur, Raja memerintahkan kepada pengawalnya untuk membagikannya kepada seluruh rakyatnya. Raja sendiri hanya menyimpan satu pot untuk dirinya, yang diletakkannya di dalam kamarnya. Peristiwa ini mengejutkan semua orang. Rakyat nyaris tidak percaya sang Raja membagi-bagikan begitu saja tanaman keramat itu. Lebih terkejut lagi raja-raja kerajaan lain yang telah membeli tanaman hasil curian. Mereka merasa marah, malu, namun tidak bisa berbuat apa-apa.

Semua pun bertanya-tanya, mengapa Raja berbuat demikian? Sayangnya Raja tidak menjawab rasa penasaran itu. Dia biarkan saja rakyatnya menikmati tanaman hias mereka masing-masing. Tetapi dia berjanji, kelak, di saat yang tepat, dia akan menjelaskan semuanya.
Saat itu pun tiba. Akan tetapi semua orang sudah melupakan peristiwa itu. Ironisnya, mereka juga telah melupakan tanaman hias mereka. Tidak diurus, lalu layu dan mati. Raja mengumpulkan semua rakyatnya, dan memulai pidatonya.

Rakyatku, aku mengumpulkan kalian semua di sini, untuk menyampaikan sesuatu. Mungkin kalian telah lupa kejadian terdahulu, ketika semua orang jadi gila karena tanaman hias kesayanganku. Bukan karena dia tanaman keramat seperti yang sering diisukan selama ini. Melainkan karena aku mengaguminya sebatas tanaman hias. Tetapi rakyatku jadi memuja tanaman ini, meskipun tidak paham dimana letak keindahannya. Lalu aku pun mengeluarkan peraturan bagi mereka yang sekalipun hanya memimpikan tanaman ini, akan dijatuhi hukuman. Rupanya rakyatku bertambah ingin memilikinya. Untuk mengetahui sejauh mana dampak pemujaan tanaman ini, aku pun memamerkan tanaman ini ke kalangan raja-raja. Benar dugaanku, reaksi mereka sama saja seperti kalian. Semua ini berlanjut hingga peristiwa pencurian itu.

Aku ingin memberi pelajaran pada si pencuri dan juga raja-raja itu. Yang entah mengapa bisa-bisanya mengeluarkan harta mereka hanya untuk memiliki tanaman hiasku. Aku yakin mereka hanya ikut-ikutan. Untuk itu, aku membudidayakan lagi tanaman yang masih tersisa satu pot. Setelah semua tumbuh subur, kubagikan cuma-cuma untuk rakyatku. Lalu, apa yang terjadi? Raja-Raja yang telah membeli dengan harga yang sangat mahal menjadi gusar. Mereka marah karena kalian dengan begitu mudahnya mendapatkan tanaman ini. Sementara mereka bahkan ada yang sampai mengorbankan sebagian kekuasaan mereka. Kemudian, apa yang terjadi? Hanya sekejap saja. Tidak perlu menunggu lama dan tanaman-tanaman yang kuberikan itu menjadi terlantar.”

Begitulah pidato sang Raja. Rakyat tertegun mendengarnya. Setelah penyampaian itu, Raja kembali ke istananya dan melanjutkan hidupnya seperti biasa. Tanaman hias miliknya terus tumbuh subur. Kegemarannya terhadap tanaman itu tidak berubah. Tidak seperti raja-raja lain yang mesti mengeluarkan banyak harta untuk memilikinya, kini merasa menyesal. Bahkan ada raja yang begitu depresi hingga akhirnya kerajaannya berhasil ditaklukan oleh kerajaan lain.

Sementara itu, Sang Raja tidak menghukum si pencuri, dia memaafkannya. Namun, tidak segampang itu bagi si pencuri. Raja-raja dari kerajaan lain menyalahkannya karena telah memanfaatkan mereka dengan menghargai tanaman itu sangat mahal. Salah seorang raja berhasil menangkap si pencuri dan menjebloskannya ke dalam penjara. Dia ditahan seumur hidupnya. Di dalam selnya, si pencuri tidak sendirian. Di sana diletakkan tanaman hias untuk menemani si pencuri yang kini menyesali dirinya. Tanaman tersebut terus tumbuh subur sementara si pencuri semakin kurus dan lemah.

cerita & ilustrasi oleh Angewid
@ange_wid

2 comments:

  1. Gambar ilustrasi untuk ceritanya bagus-bagus. Dapat di mana ya? apa bikin sendiri?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih :)

      Gambar ilustrasinya bikin sendiri semua.

      Delete