Dongeng
DI sebuah negeri hiduplah seorang Raja. Ia telah berhasil
membangun kerajaannya menjadi sangat besar dan berkuasa. Istananya dibangun
dengan begitu megah. Taman-taman indah dibuat untuk menghiasi kerajaan.
Taman-taman sang Raja sangatlah istimewa karena di sana terdapat tanaman hias yang
juga istimewa.
Tanaman hias ini sangat dipuja. Kehadiran tanaman ini
sangat berarti bagi sang Raja. Tidak sembarang orang bisa menyentuhnya, bahkan hanya
sekadar memandangnya.
Penjagaan tanaman hias ini tidak kalah ketat dengan
penjagaan sang Raja sendiri. Disiapkan pasukan khusus untuk merawat dan
menjaganya. Banyak rakyat yang penasaran dengan tanaman ini. Banyak yang
berhasrat ingin melihatnya, apalagi menyentuhnya. Saat sang Raja tahu banyak
rakyatnya yang mendambakan tanaman ini, dia pun membuat peraturan baru.
Barangsiapa ketahuan memimpikan memiliki tanaman ini, maka akan dijatuhi
hukuman. Rakyat mengabaikan peraturan itu. Toh Raja tidak akan tahu kalau
mereka memimpikannya di dalam hati mereka. Maka mereka pun tidak lagi mengagumi
tanaman ini secara terang-terangan.
Kabar mengenai tanaman ini tersebar ke seluruh negeri.
Raja-raja dari kerajaan lain mulai berdatangan. Mereka ingin melihat dengan
mata kepala sendiri tanaman hias yang begitu tersohor itu.
Suatu ketika, seorang Kaisar yang kaya raya mendatangi
sang Raja dan memberikan sebuah penawaran. Dia akan memberikan salah satu pulau
yang dimilikinya, asalkan sang Raja mau menukarnya dengan semua tanaman hias
miliknya. Kenyataan itu mengejutkan semua orang.
Bagaimanakah jawaban sang Raja? Dengan tegas Raja
mengatakan dia tidak akan menukarkan tanaman hias kesayangannya kepada
siapapun, apapun imbalannya. Penolakan sang Raja sungguh membuat banyak orang
gerah, hingga terkenal ke mana-mana. Sejak saat itu, semakin banyak raja yang
menawar tanaman hias tersebut dengan harga yang jauh lebih tinggi. Akan tetapi
sang Raja tetap dengan pendiriannya. Dia tidak akan menukarkannya dengan harta
benda apapun, semahal apapun.
Hingga suatu hari, sang Raja dikejutkan oleh suatu
perstiwa. Semua tanaman hiasnya hilang! Penghuni istana dan seluruh rakyat
gempar. Sejak kejadian itu sang Raja banyak mengurung diri di dalam kamar.
Banyak rakyat yang prihatin padanya. Namun banyak juga yang merasa senang.
Menurut mereka, Raja baru saja dikutuk karena terlampau pelit kepada rakyat. Tidak
mengizinkan mereka melihat tanaman hiasnya, namun mengizinkan raja dari
kerajaan lain.
Sementara itu, sang Raja tengah berpikir keras di dalam
kamarnya. Sebetulnya tidak semua tanaman hiasnya berhasil dicuri. Masih
tertinggal satu pot yang disimpan di dalam kamar sang Raja. Sambil memandangi tanaman
itu, Raja merenung. Di hari ke sembilan renungannya, Raja mendapatkan sebuah
ide.
Sang Raja memanggil semua dayang dan pengawal istana. Dia
menunjukkan kepada mereka satu pot tanaman hias itu lalu berkata, ‘Budidayakan lagi tanaman ini,’.
Sementara itu dia juga menugaskan pasukan khusus untuk menyelidiki siapa yang
telah mencuri tanaman kesayangannya.
Selang beberapa waktu pasukan khusus melapor bahwa mereka
telah berhasil mengetahui si pencuri. Anehnya Raja tidak menangkap si pencuri.
Dia hanya ingin mengetahui apa yang dilakukan si pencuri terhadap tanaman itu. Rupanya si pencuri menjual tanaman-tanaman
hias tersebut kepada raja-raja kerajaan lain, secara sembunyi-sembunyi. Ia
menjualnya dengan harga yang amat mahal.
Di sisi lain, taman sang Raja mulai bersemi kembali.
Namun kali ini berbeda. Setelah semua tanaman itu tumbuh subur, Raja
memerintahkan kepada pengawalnya untuk membagikannya kepada seluruh rakyatnya.
Raja sendiri hanya menyimpan satu pot untuk dirinya, yang diletakkannya di
dalam kamarnya. Peristiwa ini mengejutkan semua orang. Rakyat nyaris tidak
percaya sang Raja membagi-bagikan begitu saja tanaman keramat itu. Lebih
terkejut lagi raja-raja kerajaan lain yang telah membeli tanaman hasil curian.
Mereka merasa marah, malu, namun tidak bisa berbuat apa-apa.
Semua pun bertanya-tanya, mengapa Raja berbuat demikian?
Sayangnya Raja tidak menjawab rasa penasaran itu. Dia biarkan saja rakyatnya
menikmati tanaman hias mereka masing-masing. Tetapi dia berjanji, kelak, di
saat yang tepat, dia akan menjelaskan semuanya.
Saat itu pun tiba. Akan tetapi semua orang sudah
melupakan peristiwa itu. Ironisnya, mereka juga telah melupakan tanaman hias
mereka. Tidak diurus, lalu layu dan mati. Raja mengumpulkan semua rakyatnya,
dan memulai pidatonya.
“Rakyatku, aku
mengumpulkan kalian semua di sini, untuk menyampaikan sesuatu. Mungkin kalian
telah lupa kejadian terdahulu, ketika semua orang jadi gila karena tanaman hias
kesayanganku. Bukan karena dia tanaman keramat seperti yang sering diisukan
selama ini. Melainkan karena aku mengaguminya sebatas tanaman hias. Tetapi
rakyatku jadi memuja tanaman ini, meskipun tidak paham dimana letak
keindahannya. Lalu aku pun mengeluarkan peraturan bagi mereka yang sekalipun
hanya memimpikan tanaman ini, akan dijatuhi hukuman. Rupanya rakyatku bertambah
ingin memilikinya. Untuk mengetahui sejauh mana dampak pemujaan tanaman ini,
aku pun memamerkan tanaman ini ke kalangan raja-raja. Benar dugaanku, reaksi
mereka sama saja seperti kalian. Semua ini berlanjut hingga peristiwa pencurian
itu.
Aku ingin
memberi pelajaran pada si pencuri dan juga raja-raja itu. Yang entah mengapa
bisa-bisanya mengeluarkan harta mereka hanya untuk memiliki tanaman hiasku. Aku
yakin mereka hanya ikut-ikutan. Untuk itu, aku membudidayakan lagi tanaman yang
masih tersisa satu pot. Setelah semua tumbuh subur, kubagikan cuma-cuma untuk
rakyatku. Lalu, apa yang terjadi? Raja-Raja yang telah membeli dengan harga
yang sangat mahal menjadi gusar. Mereka marah karena kalian dengan begitu
mudahnya mendapatkan tanaman ini. Sementara mereka bahkan ada yang sampai
mengorbankan sebagian kekuasaan mereka. Kemudian, apa yang terjadi? Hanya
sekejap saja. Tidak perlu menunggu lama dan tanaman-tanaman yang kuberikan itu
menjadi terlantar.”
Begitulah pidato sang Raja. Rakyat tertegun mendengarnya.
Setelah penyampaian itu, Raja kembali ke istananya dan melanjutkan hidupnya
seperti biasa. Tanaman hias miliknya terus tumbuh subur. Kegemarannya terhadap
tanaman itu tidak berubah. Tidak seperti raja-raja lain yang mesti mengeluarkan
banyak harta untuk memilikinya, kini merasa menyesal. Bahkan ada raja yang
begitu depresi hingga akhirnya kerajaannya berhasil ditaklukan oleh kerajaan
lain.
Sementara itu, Sang Raja tidak menghukum si pencuri, dia
memaafkannya. Namun, tidak segampang itu bagi si pencuri. Raja-raja dari
kerajaan lain menyalahkannya karena telah memanfaatkan mereka dengan menghargai
tanaman itu sangat mahal. Salah seorang raja berhasil menangkap si pencuri dan
menjebloskannya ke dalam penjara. Dia ditahan seumur hidupnya. Di dalam selnya,
si pencuri tidak sendirian. Di sana diletakkan tanaman hias untuk menemani si
pencuri yang kini menyesali dirinya. Tanaman tersebut terus tumbuh subur
sementara si pencuri semakin kurus dan lemah.
cerita & ilustrasi oleh Angewid
@ange_wid
Gambar ilustrasi untuk ceritanya bagus-bagus. Dapat di mana ya? apa bikin sendiri?
ReplyDeleteMakasih :)
DeleteGambar ilustrasinya bikin sendiri semua.