Fabel
Hari ini Dodo si tupai merasa
sangat galau. Entah mengapa tiba-tiba semua teman-temannya jadi tidak
mengacuhkannya. Ia baru saja dari rumah Jojo si beo. Mulanya mereka bermain layangan.
Layangan Dodo putus dan menyangkut di pohon kelapa. Karena Jojo bisa terbang, Dodo
meminta Jojo untuk mengambilkannya. Jojo malah melengos pergi dan sejak itu
mereka tidak bertegur sapa lagi. Dodo sungguh-sungguh tidak mengerti.
Hari sebelumnya Dodo bermain dengan Kinai si kijang. Mereka bermain kejar-kejaran. Karena kurang berhati-hati, Dodo terjatuh hingga kakinya luka. Karenanya Dodo jadi kesulitan berjalan. Kinai menawarkan bantuannya. Dia akan menggendong Dodo sampai ke rumah. Dodo senang sekali. Ketika mereka sudah sampai di rumah Dodo, Kinai tidak segera pulang. Dia seperti sedang menunggu sesuatu. Dodo tidak tahu apa mau Kinai. Kijang itu juga tidak memberitahu Dodo. Namun tiba-tiba Kinai jadi cemberut dan pergi begitu saja. Dodo sangat kebingungan dibuatnya.
Hari sebelumnya Dodo bermain dengan Kinai si kijang. Mereka bermain kejar-kejaran. Karena kurang berhati-hati, Dodo terjatuh hingga kakinya luka. Karenanya Dodo jadi kesulitan berjalan. Kinai menawarkan bantuannya. Dia akan menggendong Dodo sampai ke rumah. Dodo senang sekali. Ketika mereka sudah sampai di rumah Dodo, Kinai tidak segera pulang. Dia seperti sedang menunggu sesuatu. Dodo tidak tahu apa mau Kinai. Kijang itu juga tidak memberitahu Dodo. Namun tiba-tiba Kinai jadi cemberut dan pergi begitu saja. Dodo sangat kebingungan dibuatnya.
Di lain waktu, Dodo bermaksud
hendak mengunjungi Sisi si kelinci. Dodo sangat senang bermain di lubang tempat
tinggal Sisi. Biasanya ia sering melompat keluar masuk ke sana. Kadang-kadang
mengejutkan Sisi yang sedang membaca buku. Lalu mereka berdua akan berlomba
melompat keluar-masuk lubang. Namun hari itu tiba-tiba Dodo mendapati lubang
tempat tinggal Sisi si kelinci terdapat pintu baru. Dan pintu itu terkunci.
Tidak seperti biasanya. Dodo jadi tidak bisa melompat masuk ke sana. Ia mencoba
memanggil Sisi, namun kelinci itu tidak keluar juga dari lubangnya. Dan mulai
saat itu, lubang tempat tinggal Sisi tidak pernah lagi terbuka untuknya.
Dodo betul-betul kesepian
sekarang. Dia tidak punya lagi teman untuk bermain bersama. Termasuk Mumu si bunglon
juga menjauhinya. Biasanya mereka suka bercanda. Karena Mumu bisa mengubah
warna tubuhnya mirip dengan lingkungan ia sedang berada, Dodo sering salah
mengira. Kalau mereka bermain petak umpet, Dodo selalu saja kalah karena Mumu
bisa bersembunyi dengan sangat baik. Akhirnya Dodo melatih matanya agar bisa membedakan
yang mana batu, yang mana Mumu. Dodo pun berhasil. Mumu pun tak bisa lagi
bersembunyi dari Dodo dengan berpura-pura menjadi batu. Suatu ketika mereka
bermain petak umpet, Dodo pura-pura tidak mengenali batu di depannya. Dengan
sengaja ia melompat ke atas si batu. Batu tersebut berteriak karena terkejut
dan sakit.
“Kenaaaaa!” seru Dodo lalu
tertawa-tawa.
Si batu tak lain adalah Mumu yang
sedang menyamarkan diri. “Aduh, Dodo. Jangan melompat ke arahku begitu,” kata
Mumu.
“Salah sendiri pura-pura jadi
batu,” jawab Dodo.
“Tapi kan cara bermainnya bukan
begitu,” keluh Mumu.
“Ah, Mumu. Sudah, yuk, kita main
lagi,” ajak Dodo. Sayang sekali, Mumu menolak. Dan setelahnya ia terus menolak
kalau Dodo mengajaknya bermain.
Hati Dodo betul-betul sedih.
Sayangnya rasa sedihnya tidak cukup sampai di situ saja. Dodo berhasil
mengetahui kalau semua teman-temannya itu bermain bersama, bahkan berencana
jalan-jalan ke air terjun tanpa mengajaknya.
Di tengah kegalauannya, tiba-tiba
seekor kura-kura datang menghampirinya.
“Oh, Pak Odi,” kata Dodo sedikit
kaget. Pak Odi adalah seekor kura-kura yang sudah sangat-sangat tua dan
bijaksana.
“Kamu terlihat sedih,” kata Pak
Odi.
“Ya, semua teman-temanku
meninggalkanku. Mereka tiba-tiba saja tidak mau lagi main denganku.”
“Kamu tahu alasannya?” tanya Pak
Odi. Dodo hanya menggeleng. Lalu Dodo si tupai menceritakan terakhir kali ia
bermain dengan teman-temannya. Pengalaman bermain terakhirnya bersama Jojo,
Kinai, Sisi dan Mumu.
Pak Odi manggut-manggut. Lalu
katanya, “Kurasa aku bisa membantumu.”
“Benarkah?” tanya Dodo penuh
harap.
“Aku punya beberapa mantra. Kalau
kamu ucapkan pada teman-temanmu, bisa membuat mereka kembali menjadi
teman-temanmu.”
“Mantra?” ulang Dodo tak yakin.
“Ya. Kata-kata yang sangat
ajaib.”
Akhirnya Dodo pun setuju. Ia
menyimak baik-baik penjelasan Pak Odi. Setelah merasa telah mengingat semua
pesan Pak Odi, Dodo pun berangkat mencari teman-temannya.
Yang pertama ditemuinya adalah
Mumu si bunglon. Dodo tak sengaja melihatnya sedang menyamarkan diri menjadi
sewarna semak-semak.
“Mumu,” panggil Dodo. Namun Mumu
bergeming. Ia tetap menyamar menjadi semak.
“Mumu,” ulang Dodo. Lalu ia
teringat mantra yang telah diberikan oleh Pak Odi. Dodo pun segera
mengucapkannya. “Mumu, aku minta maaf.”
Mumu kaget mendengarnya. Perlahan
warna tubuhnya kembali normal.
“Apa?” tanya Mumu, ingin sekali
lagi mendengar kata-kata Dodo barusan.
“Aku minta maaf karena telah
melompat ke atasmu waktu kamu menyamar menjadi batu. Aku sungguh-sungguh
menyesal dan tidak akan mengulanginya kalau kamu tak suka aku melakukannya,”
kata Dodo.
Mumu tersenyum lebar. “Tentu saja
Dodo. Kamu kan sahabatku. Sebetulnya aku sudah lama memaafkanmu. Tapi kamunya
saja yang tidak minta maaf.”
Betapa senangnya Dodo. Ternyata
Pak Odi benar. Kata-kata ajaib yang diajarkannya sungguh berhasil. Dia dan Mumu
kembali menjadi sahabat.
Berikutnya Dodo pergi mencari
Sisi di lubangnya. Seperti biasa lubang itu tertutup dan terkunci. Dodo menarik
napas dalam-dalam, lalu mengucapkan mantra berikutnya,
“Permisi, Sisi. Apa aku boleh
melompat masuk?”
Bukan main takjubnya Dodo. Tak
menunggu lama pintu itu segera saja terbuka. Muncul Sisi si kelinci di
baliknya. Ia tersenyum sambil merentangkan dua kaki depannya lebar-lebar.
“Tentu saja Dodo. Kamu boleh
melompat masuk ke sini,” kata Sisi.
“Tapi… tapi selama ini pintunya
selalu tertutup setiap kali aku ke sini…” kata Dodo agak tergagap.
“Itu karena kamu tidak minta izin
dulu. Kalau kamu minta izin seperti sekarang, tentu aku izinkan. Aku hanya
tidak suka kalau kamu melompat masuk tiba-tiba tanpa bilang-bilang.
Kadang-kadang aku sedang konsentrasi membaca. Jadinya kan kaget.”
Dodo dan Sisi pun melompat-lompat
masuk ke dalam lubang. Senangnya hati Dodo.
Setelah itu Dodo pergi menemui
Kinai si kijang. Saat itu Kinai sedang berada di tepi sungai sambil minum. Dodo
pun bersiap menyebutkan mantra ketiganya.
“Kinai, aku mau berterima kasih
sama kamu.”
“Hah?” kata Kinai melongo.
“Iya. Aku mau berterima kasih
karena sudah menggendongku pulang. Waktu kakiku sakit.”
“Ah, Dodo. Kamu kan sahabatku. Tentu
saja aku harus membantumu,” kata Kinai. Dan segera saja ia mengajak Dodo main
lomba lari. Dodo pun segera menyambut dengan senang hati ajakan tersebut.
Terakhir Dodo pergi ke tempat
Jojo si Beo. Ketika Jojo melihat kedatangan Dodo, ia hendak terbang menghindar.
Untung Dodo cepat-cepat mengucapkan mantra terakhirnya.
“Jojo, tolong jangan pergi!
Tolong, tetaplah jadi sahabatku.”
Mendengar kata-kata ajaib itu
Jojo pun terkesima. Ia menoleh menatap Dodo namun tidak sanggup berkata-kata. Dodo
segera memanjat pohon menuju dahan tempat Jojo bertengger.
Dodo sudah hendak mengatakan
sesuatu. Namun dahan tempat mereka berdiri tiba-tiba mengeluarkan bunyi derak. Dan
tanpa bisa dicegah dahan itu pun patah.
Dodo melesat jatuh ke tanah.
Sakitnya tidak seberapa. Namun salah satu kakinya jadi terjebak di semak-semak.
Nasib Jojo tidak lebih baik. Ia
memang tidak jatuh ke tanah. Namun salah satu kakinya juga tersangkut di sulur-sulur
tanaman. Jadinya Jojo bergelantungan di atas dengan posisi terbalik.
Dan di waktu yang bersamaan,
keduanya mengucapkan mantra,
“Teman, bisa tolong bantu
bebaskan kakiku?”
Mendengar masing-masing
mengucapkan kata-kata yang sama dan di waktu yang bersamaan, keduanya segera
saja tertawa.
Dodo sungguh lega. Mantra yang
diajarkan oleh Pak Odi telah mengembalikan semua sahabatnya.
Pak Odi yang sudah mengawasi Dodo
sejak tupai itu menemui Mumu si bunglon, tersenyum sambil manggut-manggut. Dodo
sampai kehilangan sahabat-sahabatnya sebetulnya bukan karena ia sangat bandel.
Hanya saja Dodo tidak pernah mengucapkan mantra yang sangat diperlukan dalam
kehidupan.
Sebelumnya Dodo tidak pernah
mengucap kata “tolong” setiap kali meminta bantuan. Dodo juga tidak pernah
mengucapkan “terima kasih” kepada teman yang baru saja menolongnya. Ia juga suka
menyelonong masuk ke rumah temannya tanpa bilang “permisi” dan tanpa diberi
izin masuk oleh si empunya rumah. Dan yang paling parah, Dodo tidak pernah
berkata “maaf” setiap kali ia berbuat kesalahan. Karena sikap Dodo yang selalu
seperti itu, teman-temannya lama-lama jadi jengkel.
Namun setelah Pak Odi si
kura-kura menasihatinya, Dodo pun sadar. Sekarang ia selalu menyertakan kata
“tolong” bila meminta bantuan. Dia juga tidak lupa bilang “terima kasih”
setelah ditolong. Dodo tidak sembarangan lagi masuk ke rumah orang lain tanpa
“permisi”. Dan ia segera minta “maaf” kalau ia berbuat salah.
cerita & ilustrasi oleh Angewid
@ange_wid
What an inspiring story!
ReplyDeleteHmmm :)
Thanks sudah baca ceritanya ^^
Delete