Tuesday, 1 July 2014

BACAAN BARU BUAT BONITA

ilustrasi-dongeng-cerita-anak-bergambar

Cerita Anak

Bonita baru saja menyelesaikan membaca buku cerita bergambarnya. Ia sangat senang karena isi buku itu penuh gambar dan ceritanya seru. Makanya Bonita sudah tidak sabar ingin membaca buku yang lainnya. Ia bahkan sudah punya rencana tentang buku baru yang diinginkannya.

Sambil senyum-senyum dan sedikit berjingkrak manja, bonita menghampiri bunda. Saat itu bunda sedang duduk sambil membaca sebuah buku. Bonita memperhatikan buku di tangan bunda tersebut.

Bukunya tebal. Tentu asyik sekali membacanya. Ceritanya tidak akan habis-habis, pikir Bonita.

“Bunda,” panggil Bonita perlahan. Bunda mengalihkan tatapannya dari buku, ke anak perempuannya.

“Kenapa, Sayang?”

“Apa boleh Bonita dapat bacaan baru? Buku cerita yang Bunda belikan kemarin, sudah selesai Bonita baca. Boleh, ya, Bunda,” kata Bonita sambil merayu.

“Memangnya bacaan seperti apa yang Bonita inginkan?” tanya Bunda. Ia meletakkan buku di tangannya ke meja kecil di sebelahnya.

Sambil mentaut-tautkan jari-jemarinya, Bonita cengengesan. Katanya, “Bonita mau buku cerita seperti yang Bunda punya.”

Aduh, bagaimana kalau Bunda keberatan? Buku yang lebih tebal tentu harganya lebih mahal, Bonita membatin. Ia harap-harap cemas.

Bunda mengerutkan dahi. “Menurut Bunda, Bonita belum bisa baca buku punya Bunda. Ceritanya terlalu rumit untuk anak-anak,” kata Bunda memberi pengertian.

“Maksud Bonita, bukan benar-benar seperti buku punya Bunda. Tapi… Bonita kepingin buku yang… agak tebal dari biasanya. Kan seru membacanya. Tidak gampang habis,” jelas Bonita. Ia makin cemas. Kira-kira, Bunda keberatan tidak, ya?

“Oh, begitu. Bonita maunya buku cerita tentang apa?”

Wah, sepertinya Bunda setuju… Bonita menahan diri agar tidak sampai melonjak girang. Bunda kan belum betul-betul mengatakan ia mengabulkan permintaan Bonita.

“Cerita yang seru. Kisah raja-raja. Istana. Pahlawan. Negeri-negeri yang sangat indah. Orang-orang dengan kekuatan luar biasa. Kisah sedih biar Bonita sampai bercucuran air mata. Pokoknya cerita yang hebat,” cerocos Bonita.

“Itu, sih, gampang,” jawab Bunda. Mendengarnya Bonita terpelongo. Benarkah ini urusan gampang? Bunda akan segera membelikannya?

“Bunda tahu sebuah bacaan yang sangat hebat. Isinya penuh dengan kisah-kisah yang luar biasa. Bisa buat kita tersenyum, menangis, bahkan ketakutan.”

Wah, cerita seram, pikir Bonita. Ia benar-benar penasaran. Hatinya jadi dag dig dug ingin segera membacanya.

“Ada kisah tentang pemuda yang tidur ratusan tahun di dalam gua,” lanjut Bunda.

“Benarkah?” kata Bonita. Matanya terbelalak takjub. Ia mulai membayangkan bagaimana rasanya tidur ratusan tahun.

“Ada juga tentang raja yang bisa berbicara dengan hewan.”

“Bicara dengan hewan? Asyik sekali ya Bunda, kalau bisa seperti itu,” kata Bonita. Bunda tersenyum.

“Ada juga kisah tentang negeri yang sangat indah. Siapa yang berada di dalamnya, bisa mendapatkan semua yang diinginkannya.”

Bonita sungguh terpukau mendengarnya. Andai ia bisa berada di negeri itu, ia bisa meminta buku cerita sebanyak-banyaknya. Senangnya, khayal Bonita.

“Namun ada juga kisah tentang tempat-tempat menyeramkan.”

“Apa karena di sana banyak hantunya?” tanya Bonita takut-takut.

“Hantu itu tidak menyeramkan. Di negeri ini, berkumpul seluruh orang-orang jahat. Sebelumnya mereka selalu berbuat jahat dan tidak mau mendengarkan nasihat. Makanya mereka dikurung di negeri ini dan mendapatkan hukuman.”

Bonita meringis mendengarnya. Alangkah seramnya kisah itu.

“Ada juga kisah orang-orang hebat,” kata Bunda lagi.

“Apa orang itu punya kekuatan super?” tanya Bonita.

“Ya, bermacam-macam. Ada yang membelah laut, ada yang naik ke langit, ada yang bisa menghidupkan orang mati.”
Kali ini Bonita menganga takjub. Semula ia pikir, orang berkekuatan super itu seperti pahlawan-pahlawan di buku cerita yang pernah ia baca. Bisa terbang dan menolong sesama manusia. Namun ia belum pernah mendengar kisah menakjubkan tentang orang yang membelah laut, naik ke langit, apalagi menghidupkan orang mati.

“Selain itu ada pula kisah tentang peperangan. Hebatnya, orang-orang ini berperang bersama-sama malaikat melawan musuh mereka.”

“Perang bersama malaikat?” ulang Bonita. “Hebat sekali.”

“Mau dengar yang lebih hebat lagi?” tanya Bunda. Ia menyimpul senyum misterius. Bonita tak habis pikir, apa yang bisa lebih hebat dari perang bersama malaikat?

“Apa, Bunda? Apa?” desak Bonita penasaran.

“Yang lebih hebat dari semuanya adalah, semua cerita yang Bunda sebutkan tadi adalah kisah nyata.”

“Nyata? Maksudnya semua kisah itu benar-benar terjadi?” tanya Bonita. Kali ini hatinya dipenuhi segudang pertanyaan. Apa mungkin orang yang membelah lautan itu memang ada? Terus, bagaimana tentang perang bersama malaikat? Belum lagi kisah tentang negeri di mana semua keinginan kita akan dikabulkan.

“Bunda tidak….” Bonita ragu mengatakannya. “Cerita itu… maksud Bonita… Bunda tidak bercanda, kan?”

“Tentu saja Bundah serius. Mana mungkin Bunda membohongi Bonita,” jawab Bunda. Ia tersenyum dan matanya tampak berkilau seperti kerlipan bintang. Bonita tahu. Tidak mungkin Bunda membohonginya.

“Bahkan Bunda sudah punya. Kalau Bonita mau, boleh dibaca sekarang,” kata Bunda.

Senyuman lebar menghiasi hampir seluruh wajah Bonita. “Benar, Bunda?” tanya Bonita, senang bukan kepalang. Bunda mengangguk.

“Oh, iya, apa Bonita sudah menamatkan bacaan Iqro?” tanya Bunda. Bonita langsung mengerutkan dahi. Apa hubungannya dengan Iqro?

“Ya. Sebentar lagi Bonita akan pindah ke Al Quran,” jawab Bonita. Dalam hati ia bertanya-tanya apa hubungannya.

“Bonita sayang,” kata Bunda. Perlahan ia menarik Bonita ke arahnya. Ia merangkul Bonita sambil membelai rambutnya. Bunda pun melanjutkan, “Bacaan yang kamu inginkan itu, tak lain adalah Al Quran.”

Kedua mata Bonita melebar. Bukannya Al Quran itu kitab suci yang isinya tentang ibadah-ibadah?

“Semua kisah yang Bunda sebutkan tadi, tertulis di dalam Al Quran. Semua kisah itu untuk kita jadikan pelajaran. Semuanya betul-betul terjadi.”

“Kisah-kisahnya sungguh indah, ya, Bunda,” kata Bonita.

“Bonita mau mendengar hal yang lebih luar biasa lagi?” tanya Bunda.

Hati Bonita sudah meluap-luap mendengar yang dikatakan Bunda tadi. Semuanya begitu menakjubkan. Lalu, apa yang lebih hebat lagi dibandingkan bahwa semua kisah tadi adalah kisah nyata? Rasanya jantung Bonita seperti hendak berhenti berdetak. Ia sungguh-sungguh terpukau.

“Bunda mau tanya dulu, bagaimana rasanya menyimpan sebuah buku yang diberi oleh orang yang kita sayangi?”

“Bonita akan sering membacanya dan merawatnya baik-baik.”

“Bonita sayang, isi Al Quran adalah kalimat-kalimat Allah. Dialah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Tuhan yang menyayangi hamba-Nya. Bayangkanlah, bagaimana rasanya menyimpan Al Quran, sebuah buku yang langsung diberikan Allah kepada kita? Rasanya sungguh luar biasa, Sayang.”

“Kalau begitu Bonita akan sering membacanya. Bonita juga akan merawatnya baik-baik.”


Bunda tersenyum. Matanya bening dan berkaca-kaca seperti kristal. Bunda bangkit dari duduknya dan mengajak Bonita untuk menerima Al Quran pertamanya.

cerita & ilustrasi oleh Angewid
@ange_wid

No comments:

Post a Comment