Thursday, 4 September 2014

KOLEKSI CANGKANG SI UMANG

ilustrasi-cerita-binatang-fabel-dongeng-anak-bergambarFabel

Umang adalah seekor kelomang darat. Dia tinggal di pesisir pantai. Dia selalu mengenakan pakaian supaya terlihat sopan bila sedang berinteraksi dengan teman-temannya. Umang menggunakan cangkang sebagai pakaiannya. Cangkang yang dimilikinya sangat indah.





Sayangnya seekor kelomang tidak dilahirkan dengan cangkang sendiri. Umang harus meminjam cangkang, misalnya dari para siput. Cangkang itu berfungsi untuk menjaga perutnya yang lunak dari pemangsa. 

Bela dan Pongan adalah sahabat baiknya. Umang sangat senang bila mereka memuji cangkangnya. Dia selalu berburu cangkang baru. Dia sering sekali berganti cangkang lalu mempertunjukkannya kepada teman-temannya. Bela dan Pongan cuma bisa geleng-geleng kepala.

Koleksi cangkang milik Umang banyak sekali. Beberapa waktu sekali dia akan mengadakan pameran cangkang. Suatu hari datang seekor kelomang gemuk yang mengenakan cangkang yang kekecilan. Dia meminta salah satu dari koleksi cangkang Umang yang cocok dengan tubuhnya yang besar. Sayang sekali, cangkang itu adalah salah satu favorit Umang. Umang menimbang sejenak lalu berkata,

“Maaf, saya tidak bisa memberikannya.”

Kelomang gemuk itu pulang dengan perasaan sedih. Selama ini dia telah mencari kemana-mana cangkang yang cocok dengan tubuhnya yang besar.

Bela menyesali perbuatan temannya itu.

“Kasihan kelomang tadi. Seharusnya berikan saja cangkang itu. Kamu kan masih punya cangkang yang lainnya,” katanya menasihati.

“Tapi itu cangkang favoritku,” jawab Umang keras kepala.

Waktu berlalu. Umang masih berburu cangkang-cangkang baru. Koleksinya semakin banyak. Dia bahkan tidak bisa mengingat semuanya. Pongan merasa temannya itu sudah kelewatan.

“Umang, kamu kan tidak memerlukan semua cangkang itu,” Pongan memperingatkan.

“Aku butuh semua koleksiku!” bantah Umang.

Suatu hari, Umang menemukan sebuah cangkang yang sangat cantik. Dia segera melepaskan cangkang di tubuhnya dan menggantinya dengan cangkang yang baru itu.

Cangkang tersebut tidak muat untuknya. Ukurannya terlalu kecil. Tetapi Umang tidak peduli. Dia menarik dan menarik cangkang itu agar tubuhnya bisa masuk. Akhirnya, ia berhasil.

“Wah, aku yakin aku kelihatan keren dengan cangkang baru ini meskipun agak sedikit kecil. Aku…aku tidak bisa bernapas…tolong…”

Untuk sesaat Umang bergulat dengan cangkang baru itu dan mulai kehabisan napas.

“Tolong… Bela… Pongan…” rintihnya.

Pongan dan Bela tidak ada di sana untuk menolongnya. Kasihan Umang. Dia sudah tidak tahan lagi. Syukurlah, datang seseorang yang membantunya melepaskan cangkang tersebut.

“Terima kasih banyak. Kamu telah menolongku,” kata Umang sungguh-sungguh. Dia mendongak dan kaget. Ternyata yang menolongnya barusan adalah kelomang gemuk yang pernah meminta salah satu cangkangnya, namun ia tolak.

“Jangan khawatir. Aku sudah punya cangkang baru sekarang,” kata kelomang gemuk itu. Dia menunjukkan sebuah botol plastik bekas sebagai cangkangnya.

Umang merasa bersalah. Kejadian ini telah memberinya sebuah pelajaran. Selama ini dia sudah berlebih-lebihan. Akhirnya Umang membagikan koleksi cangkangnya kepada yang membutuhkan.

“Aku kan tidak membutuhkan semuanya,” kata Umang kepada teman-temannya.

Pongan, Bela dan kelomang gemuk yang kini menjadi sahabat baru Umang, membantu mendonasikan cangkang-cangkang koleksi Umang.

Umang merasa berbeda dan lebih berbahagia karenanya. Tentu saja, berbuat baik itu memang menyenangkan. Kadang-kadang, bila dia bertemu dengan seekor kelomang kecil yang tidak punya cangkang, dia rela berbagi cangkang miliknya. Karena itulah teman-temannya sangat menyayangi Umang, begitu pula sebaliknya.

cerita & ilustrasi oleh Angewid
@ange_wid

No comments:

Post a Comment